Rabu, 05 September 2012

Puisi "Purnama Terakhir"

Dua purnama telah berlalu bersama janji manismu
Hari hari pun telah terlewati bersama leburan hatiku
Ku berdo'a dan ku setia menunggu, untuk datangnya dirimu
Karena tanpa hadirnya dirimu saat ini, aku bagaikan butiran debu

Empat purnama telah berlalu seiring datangnya mentari
Di bawah panas teriknya mentari ku tetap setia berdiri untuk menanti
Akankah senja akan membawamu kembali kepada kesunyian hati
Dingin, kelam, buruk, baik, dendam, marah, syirik sebagian penyakit hati

Enam purnama telah berlalu dengan jeritan di hatiku
Bimbang dan kecewa menjadi racun yang ingin membunuhku
Akankah kau tau, dalamnya belati yang kau tanam di jiwaku
Begitu dalam begitu sakit bahkan mati pun aku rela untukmu

Delapan purnama telah berlalu dengan belati yang tertancap di hatiku
Kenangan, waktu, penantian, cinta semua itu sudah melayu
Kemarau panjang yang menusukku membuatku jatuh, hancur karena dusta mu
Penantian telah berakhir dengan air mata yang mengering, dan jadikan sebagai purnama terakhirku.


created by : Niko Pratomo



Kunjungi Saya di http://zentheis.blogspot.com/

Kunjungi Facebook Saya di https://www.facebook.com/Zentheis?ref=nf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar